Enrekang yang terbagi menjadi 12
kecamatan dan 129 wilayah desa/kelurahan berada memiliki topografi
variasi perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47
sampai 3429 meter dari permukaan laut serta tidak memiliki wilayah
pantai. 84,96% dari seluruh wilayah di Enrekang perbukitan dan
pegunungan mendominasi( http://adsafainana.wordpress.com/2010/06/02/kabupaten-enrekang/)
Pegunungan latimojong yang memanjang dari
arah utara ke selatan dengan rata-rata ketinggian 3000 meter memagari
bagian timur wilayah enrekang, sedangkan bagian barat membentang sungai
saddang. Sungai Saddang yang termasuk sungai terpanjang di sulawesi
memiliki panjang 150 km memiliki Daerah Aliran Sungai di Tana Toraja,
Enrekang, Polewali Mandar dan Pinrang. Kota Enrekang dilalui dua buah
sungai, yaitu Sungai Saddang dan Sungai Mata”allo dimana kedua sungai
tersebut menyatu di derah Massemba Enrekang.
Keberadaan Jembatan Di Kota Enrekang
tentu sangat vital berhubung kedua sungai besar tersebut membelah
bagian-bagian Enrekang. Terdapat 3 Jembatan yang saat ini difungsikan
masyarakat, yaitu Jembatan Gantung yang dibangun pada jaman penjajahan
Belanda dan Jembatan ‘Baru’ yang tidak baru lagi melintang di atas DAS
Mata’allo, serta Jembatan Penja yang melintang panjang di atas Sungai
Saddang.
Jembatan Gantung
Jembatan Gantung yang melintang diatas
Sungai Mata’allo tersebut dibangun pada jaman penjajahan Belanda.
Kondisi saat ini hanya diperuntukkan khusus pejalan kaki, selain karena
lebar terbatas dimana hanya 1 kendaraan roda empat dapat melintas juga
bagian-bagian jembatan sudah tua sehingga kebijakan tersebut untuk
memelihara dan menjaga agar jembatan bersejarah tersebut berumur lama.
Rumah Dinas Ketua DPRD, Wakil Bupati & Masjid Agung
Di bagian barat berdekatan dengan rumah
jabatan Bupati, Ketua DPRD dan Wakil Bupati Enrekang dan Masjid Agung,
sedangkan dibagian timur berdekatan dengan Kantor KPU dan Lapangan Abu
Bakar Lambogo.
KPU Enrekang
Jembatan yang kedua adalah Jembatan
‘Baru’. Jembatan ‘Baru’ yang sudah lama ini dibangun sekitar tahun
1990-an dengan pertimbangan Jembatan ‘Lama’ atau jembatan gantung sudah
terbatas kemampuannya. Masyarakat Enrekang umum sebagian besar masih
menyebut jembatan ini dengan Jembatan ‘Baru’ walaupun sudah tidak baru
lagi.
Jembatan ‘Baru’
Berjarak sekitar 600 m dari jembatan
gantung, bagian barat jembatan berdekatan dengan Bank BRI dan Masjid
Taqwa Muhammadiyah Enrekang sedangkan di bagian Timur berdekatan dengan
Dinas Dikpora dan Pesantren Modern Darul Falah Enrekang.
Pesantren Modern Darul Falah & Dinas Dikpora
Saat ini jembatan ‘baru’ inilah sebagai jalur utama lintas sulawesi melalui Enrekang menuju Tana Toraja, dan Sulawesi Tengah.
Jembatan Penja sekarang ini merupakan
jembatan terpanjang di Enrekang karena melintang lurus diatas sungai
Saddang. Berada di pinggiran barat kota Enrekang menghubungkan ke daerah
mambura Enrekang dan batulappa Pinrang. Jembatan penja cenderung sepi
karena bukan berada di lintas utama kendaraan antar kabupaten/propinsi,
namun sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam perdagangan dan
pengangkutan hasil bumi. Kumadang, adalah sebuag kampung terdekat dengan
jembatan tersebut dari sisi jembatan sebelah timur sedangkan mambura
adalah kampung terdekat di sebelah barat jembatan. Pada pagi dan sore
hari, akan nampak anak muda dan mudi menikmati suasana jembatan sambil
beraktivitas. Salah satunya adalah balapan motor atau sekedar duduk
mengobrol di tepi jembatan.
Jembatan ‘Baru’ yang sudah lamapun suatu
saat barangkali tidak menjadi jalur utama lagi bagi kendaraan lintas
sulawesi yang melintas di Kota Enrekang. Pemerintah Daerah Kabupaten
Enrekang barangkali sudah mempertimbangkan ‘usia’ dan ‘kemampuan’
jembatan yang sebelumnya terbatas dan juga untuk merangsang pengembangan
kota serta perekonomian daerah.
Menancap pondasi bagian timur jembatan di
daerah Keppe dan jembatan melintang diatas Sungai Mata’allo menuju di
daerah galung Enrekang. Jalanan lebar yang baru dipersiapkan menyusuri
tepian Sungai Saddang yang Indah.
View Enrekang dari Bukit Mata Dewa,
nampak jelas Sugai Saddang dari kejauhan. Ditepian Sungai itulah jalan
baru dibuat dan tembus di Talaga Enrekang
Jalan Tembus Di Talaga
Potensi Wisata Lokal Enrekang akan bisa
tumbuh bila jalanan sepanjang Sungai Saddang ini dapat dikelola dan
diatur dengan fasilitas rekreasi atau istirahat dengan kuliner lokal
yang sehat.
Ditulis dalam Rekam Aktivitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar